Perkuat PONEK: Tinjauan Rekomendasi Tim Independen di 3 RSUD PONEK
Monitoring dan evaluasi program Sister hospital (SH) dan Performance Management and Leadership (PML) ke XI telah dilakukan oleh PKMK UGM bekerja sama dengan Dinas kesehatan provinsi NTT selama 2 minggu di 11 kabupaten provinsi Nusa tenggara timur (NTT). Kegiatan ini dibiayai oleh Australia Indonesia Partnership Maternal Neonatal Health (AIPMNH), tujuan monev kali ini adalah untuk mengetahui capaian program sister hospital dan pendampingan terhadap dinkes provinsi NTT serta POGI/IDAI Kupang dalam menjalankan fungsi monev RS PONEK 24 jam
Kegiatan monev XI yang berlangsung selama 10 hari dari tanggal 20- 29 April 2015 merupakan kegiatan rutin 3 bulanan program sister hospital sejak tahun 2010. Tim monev dibagi menjadi 3 grup antara lain grup A (Belu, TTU, TTS dan Flores timur) grup B (Maumere, Ende, Bajawa dan Ruteng) dan grup C (Sumba barat, Sumba timur dan Lewoleba), masing-masing tim terdiri dari aspek klinis maternal, klinis neonatal, manajemen, PML dan kualitatif. Monev XI dilakukan masing-masing 2 hari disetiap RSUD, hari 1 dilakukan interview dan observasi sedangkan hari 2 dilakukan presentase terhadap temuan-temuan sementara kepada para stakeholder kabupaten, manajemen dan tim klinis RSUD.
Beberapa rekomendasi di Kab. Sumba barat antara lain: Pengadaan westafel dengan air yang mengalir dan kran yang bisa dikendalikan dengan siku, pengadaan sabun cair dan lap sekali pakai pada setiap westafel, selain itu pelatihan yang cukup pada bidan dan perawat, 3 hal ini direkomendasikan dari aspek maternal, dari aspek neonatal direkomendasikan perbaikan westafel, ketersediaan air bersih, perlunya ruang isolasi bayi, perlu dikaji faktor penyebab kematian neonatal yang terjadi setelah perawatan 48 jam, dicatatnya down score, pemilihan antibiotika sesuai standar, ketersediaan oksigen perlu diperhatikan dan jumlah perawat setiap shift diperhatikan sesuai standar dan yang paling penting perlu kerja sama lintas sektor dalam menurunkan angka kelahiran BBLR. Aspek manajemen merekomendasikan perlu melakukan AMP 2x24 jam, pelatihan terpadu bagi tim PONEK (sesuai SK PONEK), mengevaluasi pelaksanaan SOP secara rutin dan memperbaiki performance atau tampilan RSUD agar lebih rapi dan nyaman, selain itu diharapkan menyiapkan anggaran exit strategy untuk melanjutkan kerjasama dengan RSUP Sanglah tanpa bantuan AIPMNH.
Sedangkan di Kab. Sumba timur didapatkan beberapa rekomendasi misalnya dari aspek maternal, perlu dilengkapi setiap alat dan bahan serta sarana dan prasarana sesuai daftar tilik monev serta merencanakan pembangunan gedung PONEK untuk menjadikan pelayanan obstetri dan neonatal dalam satu atap. Dari aspek neonatal direkomendasikan spool-hawk di ruangan/dapur susu bisa diganti dengan wastafel, peralatan resusitasi perlu diadakan di kamar operasi, melakukan analisis tentang kematian neonatal, pengisian rekam medik perlu dilengkapi dan perlu kerjasama lintas sektor untuk menurunkan angka kelahiran BBLR, atau "Jangan memproduksi BBLR". Dari aspek manajemen rekomendasi yang diberikan antara lain quality improvement terus dilakukan, perlu pencatatan daftar riwayat pelatihan bagi seluruh tenaga kesehatan dan prioritasnya, AMP 2 x 24 jam dapat dilakukan setiap ada kasus, budaya cuci tangan bagi pengunjung terus disosialisasikan, sistem pemeliharaan alat perlu dikembangkan sesuai kebutuhan, memperbaiki mesin yang rusak, pengadaan alat kesehatan sesuai kebutuhan pelayanan terutama yang direkomendasikan oleh RS Mitra, ada pun rekomendasi untuk dinkes Kab. Sumba timur antara lain peningkatan pengiriman data pasien rujukan ibu hamil kelompok A, program magang petugas Puskesmas PONED ke RSUD rutin dilakukan.
Kab. Lembata didapatkan beberapa rekomendasi antara lain: disediakan ruangan khusus perawatan intensif untuk pasien preeklampsi/eklampsi di kamar bersalin, melengkapi peralatan di ruangan ICU umum, memperbaiki jalur mobilitas pasien dengan jalan yang tidak membahayakan pasien dan petugas dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melengkapi area cuci tangan sesuai standar. Sedangkan dari aspek neonatal perlu diadakan area laktasi dan area pencucian incubator, sabun cuci tangan menggunakan sabun cair/bukan sabun batang, menggunakan lap tangan sekali pakai, pemeliharaan alat perlu dipertahankan dan menggunakan kartu kontrol pemeliharaan dan AMP perlu dilaksanakan secara teratur dan terjadwal disesuaikan dengan rekomendasi AMP. Dari aspek manajemen perlu pengadaan rumah tunggu, pengadaan obat tepat waktu, pengiriman obat/cairan infus melalui kapal laut diatur agar selalu tersedia dan cukup, pembayaran insentif dan jasa medik tepat waktu dan harus ada kesepakatan waktu pembayaran, AMP dilakukan 2x24 jam serta menjaga kebersihan dan kerapihan RS.
Oleh : Dedison Asanab, S.KM (Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kedokteran Undana)
Sumber: Monitoring dan evaluasi sister hospital dan Performance management dan leadership (PML) ke XI Kab. Sumba barat, Sumba timu dan Kab. Lembata