International Forum on Quality & Safety in Healthcare: Improve Quality, Reduce Costs, Save Lives
Minggu lalu, International Forum on Quality & Safety in Healthcare tahun 2013 baru saja selesai diselenggarakan oleh BMJ Group (UK) dan Institute for Healthcare Improvement (USA) di International Convention Center ExCel, London pada tanggal 16-19 April 2013. Pada tahun ini, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-UGM mengirimkan dr. Hanevi Djasri, MARS sebagai peserta (satu-satunya dari Indonesia dari lebih 3000 peserta dari 67 negara) dan sekaligus sebagai prensentan dalam Forum ini.
London, salah satu kota industri jasa keuangan terbesar dunia terkena dampak cukup besar (dan saat ini masih merasakan dampak tersebut) resesi ekonomi. Latar belakang itu yang mungkin membuat tema Forum tahun ini terkait dengan pembiayaan, yaitu meningkatkan mutu dan keselamatan namun dengan juga dengan menurunkan biaya. Sebuah tema yang juga sangat relevan dengan kondisi di Indonesia yang akan menerapakan SJSN/BPJS pada awal tahun 2014 secara penuh.
Forum ini terbagi menjadi 9 area, yaitu: Clinical Improvement; Patient Safety; Cost and Quality; Patient Engagement; Leadership; Culture; Innovation; Education; dan Transformation & Design. Setiap hari diawali dan diakhiri dengan keynote speaker yang membahas konsep dan perkembangan terkini dalam mutu pelayanan kesehatan, diikuti dengan sesi pararel untuk membahas berbagai pengalaman praktis dari negara/institusi dalam mutu pelayanan kesehatan.
Secara umum forum ini menggunakan model Rantai Efek Peningkatan Mutu dari Donald Berwick (yang juga sebagai keynote speaker dalam sesi terakhir forum ini) dimana seluruh sesi mencakup seluruh area dalam model tersebut, yaitu patient experience – micro system – organization contex – dan regulasi dalam mutu pelayanan kesehatan. Pendekatan ini sesuai dengan berbagai jenis peserta yang hadir, banyak diantara mereka adalah para regulator (Kemenkes, Dinkes, Organisasi profesi...namun sayang tidak ada perwakilan dari Indonesia), juga hadir para pimpinan dan manajer sarana pelayanan kesehatan (CEO, Direktur RS, Pimpinan Primary care), klinisi (dokter, perawat, dan klinisi lainnya) serta perwakilan pasien/masyarakat (NGO, perguruan tinggi, dsb). Dengan menggunakan model tersebut maka seluruh kepentingan peserta terwakili dan mereka dapat mempelajari dan membangun kerjasama diatara berbagai jenis peserta.
Berikut ini adalah reportase selama tiga hari pelaksanaan forum dalam bentuk ringkasan apa yang disampaikan oleh para narasumber dan juga catatan bagi Indonesia menurut pandangan penulis (hd)