Perawat Sebagai Penggerak Quality Improvement Untuk Mengurangi Infeksi Rumah Sakit di NICU
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang aman dan bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Infeksi yang didapat di rumah sakit adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada perawatan intensif neonatal. Sehingga, untuk mendukung peningkatan keselamatan pasien di ruang perawatan NICU maka perawat perlu dibekali ilmu dan pengalaman yang cukup, sehingga kompetensi dalam penanganan pasien kritis semakin membaik. Kompetensi teknikal perawat merupakan kompetensi tidak terbatas pada kemampuan melakukan tindakan keperawatan namun lebih penting adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan terpercaya serta keterampilan melakukan pengkajian fisik secara akurat, keterampilan melakukan diagnostik masalah menjadi diagnosis keperawatan, keterampilan memilih dan menentukan intervensi yang tepat.
Selain mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien, perawat di unit perawatan intensif juga dituntut untuk mampu menjaga mutu pelayanan yang berkulitas. Dalam menjaga mutu pelayanan di unit perawatan intensif, fungsi dan peran perawat sangat besar, karena proses perawatan pasien diantaranya dengan observasi kondisi pasien secara ketat yang dilakukan oleh perawat. Kompetensi perawat dalam penanganan pasien kritis dan menjaga mutu pelayanan ini tidak hanya membutuhkan ilmu dan pengalaman yang cukup, namun juga tingkat kepedulian dalam merawat pasien dengan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi perawat dengan pasien, keluarga pasien serta profesi atau unit lain. Hubungan perawat dengan unit lain atau profesi kesehatan lain juga memerlukan komunikasi dan kerjasama yang baik agar pengelolaan pasien kritis bisa optimal serta sasaran keselamatan pasien dapat tercapai.
Sebuah artikel tentang intervensi menggerakkan perawat untuk peningkatan mutu dalam mengurangi infeksi yang didapat di NICU dengan menggunakan ceklist Central line–associated blood stream infection (CLABSI) and ventilator-associated pneumonia (VAP), hal ini dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi sesuai dengan kriteria National Healthcare Safety Network (NHSN). CLABSI dan VAP mengaudit tingkat infeksi yang diukur sebelum dan setelah kedua ceklist tersebut diimplementasikan. Penerapan CLABSI ceklist menimbulkan penurunan 84 hari perawatan di rumah sakit yang lebih sedikit dan dapat penghematan biaya perkiraan $ 348.000, serta penurunan 92% di CLABSI sedangkan penerapan VAP mengakibatkan penurunan hari rawat rumah sakit 72 lebih sedikit, penghematan biaya diperkirakan $ 300.000, pengurangan 71% dalam VAP (preintervention untuk postintervention). Intervensi dari ceklist yang diterapkan memberikan struktur yang jelas agar perawat berhasil dengan menerapkan proses yang sistematis untuk perbaikan. Untuk meningkatkan praktek keperawatan di NICU diperlukan beberapa faktor baik pendidikan yang berfokus pada pencegahan Hospital-Acquired Infections (HAI), unsur merevisi praktek pedoman, melacak kepatuhan, dan pelaporan hasil pasien penting dilakukan untuk membantu penyedia layanan NICU melihat dampak perubahan praktek keperawatan.
Oleh : Andriani Yulianti, SE., MPH.
Sumber : Ceballos et al., 2013. Nurse-Driven Quality Improvement Interventions to Reduce Hospital-Acquired Infection in the NICU. National Association of Neonatal Nurses. Advances in Neonatal Care . Vol. 13, No. 3. pp. 154-163.
http://stage-nursing.wkh-mr.com/ovidfiles/00149525-201306000-00004.pdf