Sebelum Melahirkan, Ibu Hamil Sebaiknya Lakukan Konsultasi untuk Laktasi
Merdeka.com - Untuk mempersiapkan masa menyusui pascapersalinan, ibu hamil disarankan untuk melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan.
Setidaknya ibu hamil harus melakukan konsultasi sebanyak tujuh kali selama masa kehamilan dan setelah persalinan.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah Pondok Indah, Yovita Ananta menyampaikan, segala kendala, hambatan, cara menyusui, dan menyimpan Air Susu Ibu (ASI) juga dijelaskan selama konsultasi laktasi.
Adapun tujuh kontak waktu yang tepat ibu konsultasi tenaga kesehatan atau konselor laktasi, menurut Yovita adalah pada saat berikut:
1. Kontak pertama: Saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui.
2. Kontak kedua: Saat hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.
3. Kontak ketiga: Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi.
4. Kontak keempat: 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara.
5. Kontak kelima: Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.
6. Kontak keenam dan ketujuh: Dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan.
Pada tahap ini, ibu akan belajar mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.
Pengetahuan menyusui perlu diketahui ibu hamil. Edukasi mengenai ASI dan menyusui ini bisa diikuti ibu hamil dengan para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat, lembaga kesehatan, hingga komunitas menyusui.
Bahkan rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga biasanya memiliki kelas-kelas edukasi laktasi.
Biasanya di kelas edukasi laktasi, ibu akan belajar manfaat ASI, pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD), manfaat rawat gabung setelah persalinan (rooming in), perawatan payudara saat hamil dan menyusui, termasuk cara-cara pijat oksitosin untuk merangsang keluarnya hormon oksitosin, Yovita melanjutkan.
Hal lain yang akan diajarkan adalah bagaumana ibu mengenali berbagai kendala menyusui sehingga bila ada kesulitan, ibu bisa tetap tenang sambil mencari solusinya. Selain itu terdapat pengajaran mengenai manajemen ASI Perah (ASIP), terutama bagi ibu menyusui yang bekerja.
Oleh: Fitri Haryanti Harsono, Rizky Wahyu Permana (merdeka.com)
Sumber: Liputan6.com [RWP]