Pemkab Bantul Launching DGS Kesehatan, Masyarakat Tak Perlu Antre Minta Rujukan ke Puskesmas
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah kabupaten Bantul melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Bantul meluncurkan Digital Government Service (DGS) kesehatan, Senin (24/6/2019).
DGS ini merupakan aplikasi untuk mempermudah layanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit.
Satu dari manfaatnya yakni, masyarakat tak lagi perlu antre dan menunggu lama di puskesmas untuk mendapatkan rujukan ke rumah sakit.
Kepala Diskominfo Bantul Fenty Yusdayati menjelaskan, data pasien sudah terdaftar di puskesmas secara otomatis sehingga pasien tidak perlu mendaftar lagu ke rumah sakit.
"Sudah terinput dari puskesmas tidak perlu daftar lagi ke rumah sakit, datanya sudah terinput ke sana," jelasnya.
"Masyarakat senang to tidak antre bolak-balik. Misal di puskesmas harus antre, nomor berapa tidak tahu. Kalau dari rumah kan enak, oh sudah nomor sekian, rujukannya harus ke rumah sakit mana sudah termonitor," sambungnya.
Saat ini baru ada dua puskesmas di Bantul yang menerapkan DGS kesehatan yakni Puskesmas Kasihan dan Puskesmas Banguntapan.
Ke depan DGS ini akan siap di seluruh puskesmas di Bantul.
Selain bermanfaat bagi masyarakat, DGS kesehatan ini juga berguna bagi Dinas kesehatan untuk memantau kinerja puskesmas-puskesmas yang ada.
Fenty melanjutkan, puskesmas tak perlu khawatir soal perawatan aplikasi dan segala hal yang berhubungan dengan jaringan.
Diskominfo lah yang bertanggung jawab soal teknis tersebut.
"Dari infrastruktur terpusat di Diskominfo. Jadi puskesmas tidak perlu bingung merawat aplikasi, merawat jaringan, merawat server. Semua kominfo, supaya bisa dimonitor oleh kepala dinas," terangnya.
Alasannya, selain mempermudah puskesmas kata Fenty juga berkaitan soal keamanan.
"Terpusat supaya aman, karena kemanan penting. Data dan server harus aman. Pemeliharaannya mudah, misal ada kendala bisa cepat diatasi," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinkes Bantul Dyah Pangestu Utami membenarkan, teknologinya dipegang oleh Diskominfo.
"Diskominfo yang punya kewengangan servernya dan jaringan internet. Rumah sakit dan puskesmas seperti user-nya, yang entry," paparnya.
"Kami di Dinkes menggunakan data dalam aplikasi untuk pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan kesehatan dan lainnya," sambungnya. Nantinya seluruh transaksi pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran hingga pemeriksaan melalui aplikasi.
"Nanti kalau ada tindakan, pemberian obat, laboratorium, semuanya juga melalui aplikasi ini," katanya.
Aplikasi Ponsel
Fenty Yusdayati menambahkan, nantinya DGS akan dikembangkan menjadi aplikasi ponsel.
"Ke depan, tahap pertama ini dulu yang kita contohkan baru dua puskesmas siap. Biar istilahnya menyesuaikan, kalau langsung semua brek tidak siap-siap," tuturnya.
"Ini dulu mulai, setelah itu baru berjalan lagi di puskesmas lain. Ke depan akan dibuat aplikasi mobile jadi masyarakat bisa mengakses dari ponsel android, bisa dari rumah bisa mendaftar," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
Oleh: amg