Stunting Jadi Tantangan Kesehatan di 2018
JAKARTA - Guru Besar Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Purwiyatno Haryadi mengatakan stunting masih menjadi tantangan pemerintah di bidang kesehatan pada 2018 mendatang.
Stunting adalah suatu kondisi yang merujuk pada tubuh pendek karena kekurangan gizi kronis dalam waktu cukup lama.
Penyebab bayi mengalami stunting sangat kompleks mulai dari pemberian ASI yang tidak cukup, pemberian MPASI yang tidak cukup, pengasuhan anak yang kurang tepat, faktor kondisi rumah, faktor infeksi, keamanan pangan dan air yang tak terjaga serta mutu dan gizi pangan yang buruk.
Menurutnya, sektor yang paling harus diintervensi pemerintah adalah kaitannya dengan keamanan pangan. "Dari sisi kesehatan bagaimana bisa mengatasi stunting melalui bidang keamanan pangan seperti kurangnya infrastruktur air bersih. Saya lihat perlu ada investasi keamanan pangan, seperti pedagang bakso atau jajanan anak-anak," ujar Purwiyatno dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/12).
Ia menjelaskan melihat produksi pangan yang tidak sesuai kaidah Cara Produksi Pangan yang Baik (CPBB) menjadi tantangan keamanan pangan di Indonesia. Masih banyak pedagang makanan yang abai dengan kaidah ini dan melakukan penggunan bahan tambahan pangan yang berlebihan.
"Pemerintah harus memastikan perlindungan kesehatan publik dengan pembenahan standar keamanan pangan nasional," kata dia.
Ia menambahkan ketika aspek keamanan pangan diperhatikan, maka risiko anak-anak akan jatuh sakit dan mengalami gizi buruk bisa dicegah.
Selain intervensi di bidang keamanan pangan, Ia juga melihat pentingnya dukungan multisektor untuk merevitalisasi posyandu. Seperti kita tahu posyandu merupakan pusat kegiatan penyuluhan di masyarakat yang turut mempengaruhi cakupan perbaikan gizi di suatu daerah.
"Stunting perlu melibatkan banyak kementerian. Justru saya kira perlu ada tim khusus untuk menangani secara khusus darurat stunting ini. Seperti misalnya merevitalisasi posyandu, dimonitor apakah penyuluhan untuk pemberian makanan pada bumil sudah tercapai. Bagaimana mengajarkan masyarakat pentingnya pemberian makanan bergizi pada anak," kata dia.
Oleh: Desy Susilawati (Rep)/ Dwi Murdaningsih (Red)
Sumber: http://nasional.republika.co.id/