Mutu Bidan Dipertanyakan, Kemenkes: Banyak Bidan Tidak Lakukan Pemeriksaan Sesuai Standar
Batam, HanTer - Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan, kebanyakan bidan tidak melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai dengan tata cara yang benar, menggunakan metode 10 T, di antaranya pemeriksaan tekanan darah, tinggi dan berat badan, tes laboratorium dan temu wicara.
"Faktanya, yang diperiksa 10 T hanya 2,8 persen," kata Anung usai menutup Rakernas VI Ikatan Bidan Indonesia di Batam Kepulauan Riau, Rabu (2/11/2016).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dari 100 persen ibu hamil, 95 persen memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan, dan sebanyak 85 persen di antaranya menggunakan jasa bidan.
Ia mengatakan ada dua hal yang menyebabkan bidan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil dengan benar, yaitu karena mutu dan integritas profesi.
Secara mutu, kemungkinan masih banyak bidan yang belum memiliki pengetahuan. Banyak tenaga bidan yang tidak menambah pengetahuannya secara rutin, karenanya dibutuhkan bimbingan IBI.
Dan sari sisi integritas, ia menilai banyak tenaga bidan yang tidak bersungguh-sungguh menjalankan profesinya.
"Saya mendapatkan laporan sebagian teman bidan pada saat di sekolah tidak niat. Jadi tidak sungguh-sungguh melakukan itu, menyapa dengan benar, melayani dengan benar," kata dia.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia, Dr Emi Nurjasmi menyatakan IBI berkomitmen meningkatkan kualitas bidan, melalui uji kompetensi dengan bekerja sama Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
Peningkatan kualitas juga dilakukan dengan pembinaan, dan mendorong pemerintah memperketat akreditasi perguruan tinggi.
IBI mencatat terdapat lebih dari 300.000 bidan di seluruh Indonesia, yang dihasilkan banyak perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Karenanya untuk menghasilkan bidan yang berkualitas, harus dimulai dari peningkatan mutu pendidikannya.
IBI sendiri memiliki program khusus peningkatan mutu bidan, khususnya yang praktek mandiri, melalui Bidan Delima.
Dari sekitar 40.000 bidan praktek mandiri, sebanyak 14.500 orang di antaranya sudah dilengkapi sertifikasi Bidan Delima.
"Bidan Delima merupakan program unggulan, dengan pelayanan berkualitas. Baru 25 persen praktek swasta yang masuk, karena ada proses assasment termasuk sarana prasarana," kata dia.
Sumber: http://www.harianterbit.com/